About Me:

Saya adalah seorang manusia gila yang terlalu banyak uneg-uneg & obsesi yang belom tercapai. Sebagian orang menilai saya adalah orang yang sedang mencari jati diri. Pernyataan tersebut hampir betul dikarenakan sedikitnya waktu bagi saya untuk menemukan apa yang saya benar2 inginkan dalam hidup ini. Tak ada ruang untuk berekspresi, berkreasi, dan menjadi gila di dunia yang naif ini. Alhasil, terciptalah saya sebagai pribadi yang terkesan eksplosif, dableg & sering keluar dari jalur. Kebahagiaan & kesenangan yang saya rasakan pun terkadang tidak pernah bisa dibagikan dengan orang lain, padahal Chistopher McCandless berpesan di akhir hayatnya: "Happiness only real when it shared". Untuk itulah blog ini tercipta, ga masalah orang2 yang baca mo menanggipnya atau tidak, ga masalah jika para pembacanya menjadi antipati atau termotivasi karena topiknya, yang penting saya sudah berbagi supaya ada sedikit cahaya kebahagiaan dalam hidup saya ini.

Minggu, 08 Januari 2012

Song Huong Restaurant

Sekedar info buat mereka yang lagi melancong ke Melbourne. Bagi mereka yang doyan berburu makanan khas setuap daerah, ini dia ada satu restoran yang menyajikan masakan Vietnam, namanya Song Huong. Restoran ini cukup unik dari tempatnya yang terpisah. Maksud saya adalah restoran Song sendiri dan restoran Huong sendiri. Intinya antara restoran Song dan Huong terpisahkan tembok bak restoran saingan. tapi setelah kami sering makan di sana akhinya baru ntadar kalo ternyata dapurnya tuh jadi satu.

Kami dapet info restoran ini dari indung semang kami yang pernah makan di situ. Waktu kami baru menempati rumahnya, kami tanya dimanakah ada chinese restaurant? Sang indung semang langsung merekomendasikan Song Huong ini dan dia bilang dia lebih sering makan yang di Huong karena katanya masakannya lebih enak. Pernyataan inilah yang menyebabkan kami ga menyangka kalo Song Huong ini sebenernya dapurnya jadi satu. Jangan2 indung semang kami pun ga tau sampe sekarang mengenai hal ini. Dan, agak mengherankan memang kalo dapurnya sama kok masakannya bisa beda ya? Hahaha... Sugesti.

Setiap kali dateng ke Song Huong ini saya pribadi merasa seperti sedang berada di Vietnam, teringat lagi masa2 dimana saya dan istri bulan madu ke 3 kota di Vietnam. Sepertinya memang inilah budaya masyarakat Vietnam, duduk2, kumpul2, ngopi, ngrumpi dengan bahasanya yang sama sejali jauh dari kata 'mengerti'. Belum lagi cara mereka bicara yang cepat dan keras suaranya, wah bener bikin pengen mengulang lagi jalan2 ke Vietnam yang apa2 serba murah - karena perekonomiannya memang masih di bawah Indonesia.

Restoran Song Huong ini letaknya di suburb zona 2 Victoria, St. Albans. Dari kota Melbourne untuk bisa sampai ke St. Albans bisa naik kereta jurusan Sydenham/Watergardens yang memakan waktu kira2 35 menit tanpa macet, tanpa bau umbel, ataupun bau ketek kaya di busway Kalideres. Satu hal lagi, kalau mau naik kereta diharapkan jangan pada saat jam orang pergi dan pulang kerja (<9am dan 5-6.30pm) supaya sepanjang jalan ga berdiri karena ga kebagian tempat duduk. Ya walaupun masih ada space untuk berdiri, ga kaya di Indo, orang bisa naik kereta sampe duduk di atas gerbong. Dan lagi, ga perlu khawatir kereta nya tidak datang. Kalo udah ada di jadwal, pasti datang walaupun tetep ada kemungkinan telat.

Ketika anda mulai memasuki area St. Albans, anda akan langsung merasakan suasana Vietnam, walaupun isi penduduknya ga cuma orang Vietnam, tapi mayoritas yang tinggal di St. Albans adalah mereka yang berasal dari Vietnam tadinya. Karenanya St. Albans ini mendapat julukan The Little Saigon. Saigon adalah nama lain dari kota Ho Chi Minh, ibukota Vietnam sekarang sebelum berganti nama menjadi Ho Chi Minh. Dan Ho Chi Minh diambil dari nama seorang pejuang kemerdekaan / demokrasi di Vietnam.

Pada saat pertama kali mampir ke restoran Song Huong ini saya langsung shock dengan banyaknta jumlah menu yang ditawarkan. Ada 161 menu masakan dari sayuran, ayam, babi, sapi, kangguru, bahkan buaya juga. Menu ratusan membuat kami tertarik untuk datang lagi dan mencobai menu yang lain. Walaupun udah ada menu yang melekat di hati seperti Chiken salt and pepper, tapi rasa penasaran untuk mencicipi masakan yang lain seperti menu tiram no. 136 yang disajikan keliatan menggugah lidah untuk memproduksi air liur lebih banyak. Dan Broken Rice (nomornya lupa), saya ga tau menu ini nasi nya diapain. Tapi pas liat meja sebelah pas order sempet nglirik ada 2 telor mata sapi, satu daging yang penyajiannya seperti steak, dan satu lauk olahan berwarna putih, entah tahu atau otak2. Semua ditempatkan dalam satu puring besar.

Oya, saya lupa bilang kalo ukuran 1 porsinya di restoran Song Huong ini cukup besar bahkan bagi saya yang makannya masih lebih banyak dari istri. Malahan ada yang menurut saya isinya banyak banget. Yang jelas istri saya tiap kali makan di sini makanannya ga pernah dihabiskan, pasti sisa. Entah sisanya saya yang bantu habiskan atau bawa pulang, dibungkus. Yang pasti makan di sini kalo porsi makannya kecil, saran saya lebih baik jangan beli terlalu banyak macam supaya ga banyak juga yang tersisa.

Akhir kata, salam kuliner... Nikmati setiap kreasi makanan yang anda ciptakan. Seburuk apapun itu rasanya kata orang, itu tetap lah sebuah seni yang harus anda hargai sebagai penciptanya. Karena seni jadi enak atau ga enaknya masakan yang anda buat bersifat relatif. Berikut ini gambar2 yang sempat saya ambil untuk masakan2 yang pernah kami pesan, dan namanya sudah saya translet menggunakan bahasa saya sendiri supaya bisa lebih dimengerti:

Mi Babi Kuah Sambal Terasi


Bihun Goreng


Crispy Skin Chicken


Nasi Babi Asam Manis

   
Kwetiau Seefood
Chicken Salt and Pepper


3 komentar:

Unknown mengatakan...

wah porsi besar ya..ga kuat deh kalo makan terlalu banyak

Petter Sandjaya mengatakan...

Kan bisa dibungkus kl ga abis... Kalo laper menyerang lagi, tinggal dipanasin khan...

Unknown mengatakan...

nasi babi, gak suka babi hiks...